Menyediakan fire hydrant merupakan sebuah keharusan yang dilakukan oleh para pemilik gedung perusahaan, sekolah, hotel dan bangunan lainnya. Hal ini dikarenakan system Hydrant sangat membantu dalam memadamkan api apabila terjadi kebakaran, Hydrant yang berfungsi sebagai bantuan darurat ketika terjadi kebakaran, alat ini pun berfungsi sebagai salah satu sumber air untuk mempermudah proses penanggulangan ketika bencana kebakaran melanda.
Dalam prakteknya fire hydrant memiliki jenis-jenis yang berbeda sesuai dengan fungsi dan penempatanyya, menurut National Fire Protection Association (NFPA) bahwa secara umum ada perbedaan secara fungsi antara Fire Hydrant untuk kebutuhan perkotaan (Municipal System) dan kebutuhan pribadi (Private System) termasuk di dalamnya untuk pabrik.
Berdasarkan lokasi jenis fire hydrant dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
- System Hydrant Gedung
Hydrant gedung merupakan system proteksi kebakaran yang dipasang di dalam bangunan, dimana system dan peralatannya disediakan oleh pemilik atau pengelola bangunan. Adapun berdasarkan penggunaanya dibedakan menjadi 3 jenis:
Hydrant kelas I : Menggunakan slang berdiameter 2.5” dimana penggunaannya diperuntukan untuk tenaga pemadam kebakaran dan orang-orang yang terlatih.
Hydrant kelas II : Menggunakan slang berdiameter 1.5” dimana penggunaanya diperuntukan untuk penghuni gedung dan orang-orang yang belum terlatih.
Hydrant Kelas III : Menggunakan slang berdiameter 2.5” dan 1.5” dimana penggunaannya diperuntukkan untuk semua orang berdasarkan kesesuaian ketika bencana kebakaran terjadi.
- System Hydrant Halaman
Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya digunakan oleh mobil Pemadam Kebakaran untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil Pemadam Kebakaran.
Terdapat dua macam hydrant halaman yaitu:
Hydrant Barel Basah: Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel basah, hydrant dihubungkan langsung ke sumber air bertekanan. Bagian atas atau barel dari hydrant selalu diisi dengan air, dan tiap-tiap saluran memiliki katup tersendiri denan batang yang menjorok ke sisi.
Hydrant Barel Kering: Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel kering, hydrant dipisahkan dari sumber air bertekanan oleh katup utama di bagian bawah hydrant di bawah tanah. Bagian atas tetap kering sampai katup utama dibuka dengan menggunakan alat tertentu. Tidak terdapat katup di saluran tempat keluarnya air. hydrant dengan tipe barel kering biasanya digunakan pada saat musim dingin dimana suhu bisa turun di bawah 0oC, hal ini dilakukan untuk mencegah hydrant dari pembekuan.
Di daerah pedesaan dimana sistem air perkotaan tidak tersedia; hydrant kering digunakan untuk memasok air untuk keperluan pemadaman kebakaran. hydrant kering dapat dianalogikan sebagai instalasi keran, yang terdiri dari pipa dan keran atau katup yang dipasang secara permanen dimana salah satu dari ujung pipa tersebut terletak di bawah permukaan air danau atau kolam.
- System Hydrant Kota
Secara khusus dipasang oleh pemerintah kota dan disuplai dari PDAM. fire hydrant system terdiri dari pompa hydrant yang berfungsi mengalirkan air dari tanki penampungan menuju nozzle. Pompa hidran umumnya diletakkan dalam ruangan khusus yang disebutt dengan rumah pompa. Tanki penampungan pada sistem ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu tanki bawah tanah, tanki bertekanan dan tanki gravitasi yang bekerja berazaskan gaya gravitasi, tanki berfungsi sebagai tempat penyimpanan air untuk kemudian disuplai oleh pompa hidran dan didistribusikan melalui jaringan pipa hydrant menuju titik hydrant pillar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar